Ganjar Ikut Wiwitan Tembakau di Lereng Sindoro, Begini Suasananya
Murianews
Selasa, 9 Agustus 2022 19:28:08
MURIANEWS, Temanggung – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengawali masa panen atau wiwitan tembakau masyarakat di Lereng Sindoro dengan prosesi petik 12 daun pertama. Prosesi tersebut dilakukan Ganjar bersama masyarakat Desa Giripurno, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung, Selasa (9/8/2022).
”Selalu saja perayaannya seperti itu. Tadi 12 daun yang dipetik. Ada hitungannya karena Selasa Pahing, jadi 12,” katanya
Ia menjelaskan, jumlah 12 tersebut berdasarkan hitungan hari berdasarkan penanggalan jawa. Untuk hari Selasa jumlahnya tiga sedangkan Pahing itu sembilan.
”Itu hitung-hitungannya maka jumlahnya 12. Maka kepercayaan yang ada di masyarakat dijadikan simbol-simbol. Ada kan filosofi dari seluruh apa pun yang ada di desa. Menarik kan,” terang Ganjar.
Ganjar menjelaskan wiwitan tembakau merupakan tradisi di Kabupaten Temanggung. Tradisi ini dilaksanakan setiap tahun, tepatnya untuk mengawali masa panen tembakau. Acara kali ini berlangsung meriah dibandingkan tahun lalu karena sebelumnya terhalang dengan pandemi.
”Tradisi ini selalu dilaksanakan tiap tahun. Selama pandemi tidak banyak yang bisa melaksanakan tetapi hari ini mereka bisa melaksanakan wiwit, jadi mulai awal panen. Tentu semua berdoa agar hasil panen tembakaunya bagus,” jelasnya.
Menurut Ganjar ketika masa Penen tembakau sudah tiba, persoalan yang selalu menjadi pertanyaan adalah berapa harga yang dipatok oleh pabrikan selaku pembeli. Maka dari itu Ganjar berpesan agar pabrik atau pembeli tembakau bisa memberikan harga bagus bagi petani.
Menurut Ganjar ketika masa Penen tembakau sudah tiba, persoalan yang selalu menjadi pertanyaan adalah berapa harga yang dipatok oleh pabrikan selaku pembeli. Maka dari itu Ganjar berpesan agar pabrik atau pembeli tembakau bisa memberikan harga bagus bagi petani.”Biasanya yang menjadi problem adalah berapa harga yang akan bisa diberi oleh pabrikan. Maka sebenarnya kalau hari ini saya datang ke sini seperti pada tahun-tahun sebelumnya biasanya diikuti dengan pesan agar pabrikan bisa membeli harga yang bagus,” terangnya.Selain itu, Ganjar juga meminta penyuluh pertanian untuk mendampingi para petani. Pendampingan ini sebenarnya dilakukan sejak awal menanam sampai selesai panen.Ia sendiri meyakini bahwa para petani tembakau sudah berpengalaman dalam menanam tembakau sehingga tahu bagaimana menjaga kualitas tembakau.”Kalau kualitas bisa dijaga, harganya akan bagus. Nanti saya akan ketemu dengan para grader dengan pabrikan agar sama-sama membuat simbiosa mutualisme sehingga petaninya menanam hasilnya bagus, pabrikannya membeli, semua happy, semua senang. Ini perlu dirawat, komunikasi,” kata Ganjar. Penulis: SupriyadiEditor: Supriyadi
[caption id="attachment_307766" align="alignleft" width="1280"]

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo saat mengikuti panen tembakau di lereng Sindoro Temanggung. (Istimewa)[/caption]
MURIANEWS, Temanggung – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengawali masa panen atau wiwitan tembakau masyarakat di Lereng Sindoro dengan prosesi petik 12 daun pertama. Prosesi tersebut dilakukan Ganjar bersama masyarakat Desa Giripurno, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung, Selasa (9/8/2022).
”Selalu saja perayaannya seperti itu. Tadi 12 daun yang dipetik. Ada hitungannya karena Selasa Pahing, jadi 12,” katanya
Ia menjelaskan, jumlah 12 tersebut berdasarkan hitungan hari berdasarkan penanggalan jawa. Untuk hari Selasa jumlahnya tiga sedangkan Pahing itu sembilan.
”Itu hitung-hitungannya maka jumlahnya 12. Maka kepercayaan yang ada di masyarakat dijadikan simbol-simbol. Ada kan filosofi dari seluruh apa pun yang ada di desa. Menarik kan,” terang Ganjar.
Ganjar menjelaskan wiwitan tembakau merupakan tradisi di Kabupaten Temanggung. Tradisi ini dilaksanakan setiap tahun, tepatnya untuk mengawali masa panen tembakau. Acara kali ini berlangsung meriah dibandingkan tahun lalu karena sebelumnya terhalang dengan pandemi.
”Tradisi ini selalu dilaksanakan tiap tahun. Selama pandemi tidak banyak yang bisa melaksanakan tetapi hari ini mereka bisa melaksanakan wiwit, jadi mulai awal panen. Tentu semua berdoa agar hasil panen tembakaunya bagus,” jelasnya.
Menurut Ganjar ketika masa Penen tembakau sudah tiba, persoalan yang selalu menjadi pertanyaan adalah berapa harga yang dipatok oleh pabrikan selaku pembeli. Maka dari itu Ganjar berpesan agar pabrik atau pembeli tembakau bisa memberikan harga bagus bagi petani.
”Biasanya yang menjadi problem adalah berapa harga yang akan bisa diberi oleh pabrikan. Maka sebenarnya kalau hari ini saya datang ke sini seperti pada tahun-tahun sebelumnya biasanya diikuti dengan pesan agar pabrikan bisa membeli harga yang bagus,” terangnya.
Selain itu, Ganjar juga meminta penyuluh pertanian untuk mendampingi para petani. Pendampingan ini sebenarnya dilakukan sejak awal menanam sampai selesai panen.
Ia sendiri meyakini bahwa para petani tembakau sudah berpengalaman dalam menanam tembakau sehingga tahu bagaimana menjaga kualitas tembakau.
”Kalau kualitas bisa dijaga, harganya akan bagus. Nanti saya akan ketemu dengan para grader dengan pabrikan agar sama-sama membuat simbiosa mutualisme sehingga petaninya menanam hasilnya bagus, pabrikannya membeli, semua happy, semua senang. Ini perlu dirawat, komunikasi,” kata Ganjar.
Penulis: Supriyadi
Editor: Supriyadi