Ponpes di Banyumas dan Kebumen Jadi Klaster Baru Corona, Ganjar: Tracing Langsung Berjalan
Ali Muntoha
Jumat, 25 September 2020 14:30:06
Langkah ini dilakukan agar penyebaran Covid-19 dari dua klaster itu bisa dicegah. Ganjar menyebutkan jika pihaknya langsung memerintahkan untuk dilakukan
tracing.
"Sekarang sudah ditangani. Sudah disemprot dan saya minta dilakukan
tracing. Sekarang sudah berjalan," kata Ganjar, Jumat (25/9/2020).
Sebagai salah satu langkah penanganan, pihaknya meminta agar proses pembelajaran di dua pondok tersebut ditutup sementara. Sebab jika dilanjutkan, menurutnya akan sangat membahayakan.
"Saya minta, kalau kondisinya tidak memungkinkan seperti itu, suruh nutup dulu. Soalnya kalau seperti itu kan membahayakan," terangnya.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jateng Yulianto Prabowo menyebut ada klaster baru penularan Covid-19 di Jawa Tengah. Klaster tersebut adalah klaster pondok pesantren yang ada di Kebumen dan Banyumas.
"Salah satu klaster yang perlu diwaspadai adalah klaster di pondok pesantren. Kami baru menemukan ada klaster ponpes itu di Purwokerto Banyumas dan Kebumen," kata Yulianto.
Baca: 127 Santri Positif Covid-19, Ponpes di Banyumas Di-lockdown
Baca: 127 Santri Positif Covid-19, Ponpes di Banyumas Di-lockdownMeski demikian, Yulianto belum memastikan berapa jumlah kasus positif dari klaster baru itu. Sampai saat ini lanjut dia, pihaknya masih mengebut melakukan
tracing dan tindakan
treathment lainnya.Sebelumnya diberitakan, sebanyak 127 pondok pesantren, Kelurahan Purwanegara, Kecamatan Purwokerto Utara, Kabupaten Banyumas positif Covid-19. Hal itu diketahui setelah 292 santri menjalani
swab.“Total santri di ponpes itu berjumlah 588 orang. Tapi yang di-
swab 292, yang sudah keluar hasilnya 203, 127 di antaranya positif Covid-19, sedangkan 76 santri hasilnya negatif,” kata Bupati Banyumas Achmad Husein seperti dikutip
detik.com, Jumat (25/9/2020).Pondok pesantren itu pun langsung melakukan tindakan dengan melakukan
lockdown selama 14 hari ke depan. Reporter: Ali MuntohaEditor: Ali Muntoha
MURIANEWS, Semarang – Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah menyebutkan jika dua pondok pesantren di Kabupaten Banyumas dan Kebumen menjadi klaster baru Covid-19. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyebut jika protokol penanganan langsung diterapkan.
Langkah ini dilakukan agar penyebaran Covid-19 dari dua klaster itu bisa dicegah. Ganjar menyebutkan jika pihaknya langsung memerintahkan untuk dilakukan
tracing.
"Sekarang sudah ditangani. Sudah disemprot dan saya minta dilakukan
tracing. Sekarang sudah berjalan," kata Ganjar, Jumat (25/9/2020).
Sebagai salah satu langkah penanganan, pihaknya meminta agar proses pembelajaran di dua pondok tersebut ditutup sementara. Sebab jika dilanjutkan, menurutnya akan sangat membahayakan.
"Saya minta, kalau kondisinya tidak memungkinkan seperti itu, suruh nutup dulu. Soalnya kalau seperti itu kan membahayakan," terangnya.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jateng Yulianto Prabowo menyebut ada klaster baru penularan Covid-19 di Jawa Tengah. Klaster tersebut adalah klaster pondok pesantren yang ada di Kebumen dan Banyumas.
"Salah satu klaster yang perlu diwaspadai adalah klaster di pondok pesantren. Kami baru menemukan ada klaster ponpes itu di Purwokerto Banyumas dan Kebumen," kata Yulianto.
Baca: 127 Santri Positif Covid-19, Ponpes di Banyumas Di-lockdown
Meski demikian, Yulianto belum memastikan berapa jumlah kasus positif dari klaster baru itu. Sampai saat ini lanjut dia, pihaknya masih mengebut melakukan
tracing dan tindakan
treathment lainnya.
Sebelumnya diberitakan, sebanyak 127 pondok pesantren, Kelurahan Purwanegara, Kecamatan Purwokerto Utara, Kabupaten Banyumas positif Covid-19. Hal itu diketahui setelah 292 santri menjalani
swab.
“Total santri di ponpes itu berjumlah 588 orang. Tapi yang di-
swab 292, yang sudah keluar hasilnya 203, 127 di antaranya positif Covid-19, sedangkan 76 santri hasilnya negatif,” kata Bupati Banyumas Achmad Husein seperti dikutip
detik.com, Jumat (25/9/2020).
Pondok pesantren itu pun langsung melakukan tindakan dengan melakukan
lockdown selama 14 hari ke depan.
Reporter: Ali Muntoha
Editor: Ali Muntoha