Paskibraka Jateng Dikukuhkan Ganjar, Ada yang Ngaku Tak Bisa Nyuci Baju Sendiri
Ali Muntoha
Sabtu, 14 Agustus 2021 09:31:34
MURIANEWS, Semarang – Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Provinsi Jawa Tengah yang akan bertugas pada upacara HUT RI, Jumat (13/8/2021) malam tadi dikukuhkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Para paskibraka ini disaring dari ratusan peserta di seluruh Jawa Tengah. Proses seleksinya juga melibatkan Badan Pembinaan Idiologi Pancasila (BPIP) untuk menguatkan ideologi para anggota paskirbaraka.
"Saat ini bangsa kita berada pada situasi yang tidak mudah. Yang dibutuhkan adalah persatuan agar tidak terpecah belah. 2045 nanti, saya yakin kalian adalah para pemimpin bangsa. Kalian harus mempersiapkan diri, karena tantangan ke depan luar biasa, baik tantangan idiologi, pornografi dan narkotika," ujar Ganjar.
Usai pengukuhan diketahui dari laporan pelatih jika ada anggota paskibraka yang tak bisa mencuci baju dan kebingungan saat awal mengikuti karantina. Pasalnya, di tempat karantina mereka diwajibkan mencuci baju sendiri secara manual.
Ganjar pun ia menanyakan siapa di antara anggota Paskibraka yang tidak bisa cuci baju. Di barisan belakang, salah satu anggota angkat tangan. Ia adalah Bisma Aryaguna, wakil dari Kabupaten Sragen.
Kepada Ganjar, Bisma menceritakan awal masuk karantina Paskibraka Jateng. Ia menyebut semua anggota harus disiplin dan mandiri, termasuk harus mencuci baju sendiri.
Ia mengaku awalnya memang tidak bisa mencuci baju, lantaraan saat di rumah tidak pernah semua pekerjaan itu sudah ada yang mengerjakan sendiri.
Beruntung saat karantina teman sekamarnya mau mengajarkan padanya cara mencuci baju secara manual.
"Saya diajari teman saya, sekarang sudah bisa pak. Sekarang saya sudah biasa mandiri, bisa cuci baju sendiri," aku siswa SMAN 3 Sragen itu.Ganjar pun memberinya acungan jempol, lantaran mau belajar dan mandiri. Selain kisah Bisma, ada juga kisah Aulia Kartika Putri dari Boyolali. Aulia mengatakan pernah dihukum memakai kalung tulang ayam karena tidak disiplin membersihkan kamar."Rasanya malu pak, soalnya memperlihatkan keburukan saya di depan orang lain. Dari situ saya belajar bagaimana harus lebih disiplin lagi menjaga kebersihan dan lebih pintar memanajemen waktu dengan baik. Intinya siap menjadi pribadi yang lebih baik lagi," ucap Aulia.Ganjar pun berpesan bahwa menjadi anggota Paskibraka bukan hanya soal mengibarkan bendera. Namun juga menjadi ajang untuk melatih kedisiplinan, kemandirian, serta nilai-nilai kebangsaan."Adik-adik semuanya ini adalah anak-anak hebat dan terpilih. Kalian telah melalui seleksi yang panjang dan tidak mudah. Saya ingatkan, ini bukan hanya untuk jadi petugas pengibar bendera, tapi ada nilai-nilai yang adik-adik dapat dalam proses ini," pungkasnya. Reporter: Ali MuntohaEditor: Ali Muntoha
[caption id="attachment_233593" align="alignleft" width="880"]

Gubernur Ganjar Pranowo berbincang dengan anggota Paskibraka Jateng. (MURIANEWS/Istimewa)[/caption]
MURIANEWS, Semarang – Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Provinsi Jawa Tengah yang akan bertugas pada upacara HUT RI, Jumat (13/8/2021) malam tadi dikukuhkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Para paskibraka ini disaring dari ratusan peserta di seluruh Jawa Tengah. Proses seleksinya juga melibatkan Badan Pembinaan Idiologi Pancasila (BPIP) untuk menguatkan ideologi para anggota paskirbaraka.
"Saat ini bangsa kita berada pada situasi yang tidak mudah. Yang dibutuhkan adalah persatuan agar tidak terpecah belah. 2045 nanti, saya yakin kalian adalah para pemimpin bangsa. Kalian harus mempersiapkan diri, karena tantangan ke depan luar biasa, baik tantangan idiologi, pornografi dan narkotika," ujar Ganjar.
Usai pengukuhan diketahui dari laporan pelatih jika ada anggota paskibraka yang tak bisa mencuci baju dan kebingungan saat awal mengikuti karantina. Pasalnya, di tempat karantina mereka diwajibkan mencuci baju sendiri secara manual.
Ganjar pun ia menanyakan siapa di antara anggota Paskibraka yang tidak bisa cuci baju. Di barisan belakang, salah satu anggota angkat tangan. Ia adalah Bisma Aryaguna, wakil dari Kabupaten Sragen.
Kepada Ganjar, Bisma menceritakan awal masuk karantina Paskibraka Jateng. Ia menyebut semua anggota harus disiplin dan mandiri, termasuk harus mencuci baju sendiri.
Ia mengaku awalnya memang tidak bisa mencuci baju, lantaraan saat di rumah tidak pernah semua pekerjaan itu sudah ada yang mengerjakan sendiri.
Beruntung saat karantina teman sekamarnya mau mengajarkan padanya cara mencuci baju secara manual.
"Saya diajari teman saya, sekarang sudah bisa pak. Sekarang saya sudah biasa mandiri, bisa cuci baju sendiri," aku siswa SMAN 3 Sragen itu.
Ganjar pun memberinya acungan jempol, lantaran mau belajar dan mandiri. Selain kisah Bisma, ada juga kisah Aulia Kartika Putri dari Boyolali. Aulia mengatakan pernah dihukum memakai kalung tulang ayam karena tidak disiplin membersihkan kamar.
"Rasanya malu pak, soalnya memperlihatkan keburukan saya di depan orang lain. Dari situ saya belajar bagaimana harus lebih disiplin lagi menjaga kebersihan dan lebih pintar memanajemen waktu dengan baik. Intinya siap menjadi pribadi yang lebih baik lagi," ucap Aulia.
Ganjar pun berpesan bahwa menjadi anggota Paskibraka bukan hanya soal mengibarkan bendera. Namun juga menjadi ajang untuk melatih kedisiplinan, kemandirian, serta nilai-nilai kebangsaan.
"Adik-adik semuanya ini adalah anak-anak hebat dan terpilih. Kalian telah melalui seleksi yang panjang dan tidak mudah. Saya ingatkan, ini bukan hanya untuk jadi petugas pengibar bendera, tapi ada nilai-nilai yang adik-adik dapat dalam proses ini," pungkasnya.
Reporter: Ali Muntoha
Editor: Ali Muntoha