Kamis, 20 November 2025


MURIANEWS, Semarang – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan, stok vaksin Covid-19 di provinsi yang dipimpinnya cukup banyak. Namun ada daerah yang tak mau menerima vaksin jenis Johnson & Johnson.

Ganjar mengatakan, daerah itu yakni Wonogiri. Padahal menurut dia, vaksin tersebut sudah terlanjur dikirim oleh pemerintah pusat.

"Wonogiri tadi bilang enggak mau vaksin Jhonson & Jhonson, padahal sudah dikirim,” kata Ganjar usai memimpin rapat penanganan Covid-19, Senin (1/11/2021).

Ia mengatakan, karena Wonogiri tak mau menerima jenis vaksin itu, maka pihaknya mengalokasikan jatah Wonogiri itu ke daerah lain yang mau menerima.

”Ya sudah, kita pindahkan ke daerah lain yang mau. Yang begini-begini sebenarnya tidak terjadi jika vaksin diberikan ke kami, bukan langsung ke daerah,” ujarnya.

Selain masalah tersebut, pihaknya juga menemukan masalh lain. Yakni vaksin Pfizer yang dikirim ke Jateng tidak dilengkapi dengan alat suntikannya.

"Makanya kami komunikasi terus ke Menkes agar segera dikirim suntikannya. Sebab banyak kabupaten/kota yang semangat, apalagi mereka yang penduduknya besar-besar seperti Brebes, Grobogan, Banyumas dan Cilacap," katanya.

Baca: Dinkes Catat Sudah 60 Persen Warga Jateng Sudah Tervaksin
Baca: Dinkes Catat Sudah 60 Persen Warga Jateng Sudah TervaksinIa mengatakan, pihaknya sudah pernah mengusulkan agar pembagian alokasi vaksin diserahkan ke pemerintah provinsi, sehingga permasalahan-permasalahan tentang dropping vaksin bisa diminalisir.”Dulu sudah saya bilang, boleh enggak kita yang bagi sendiri vaksinnya, sesuai pada daerah yang memang membutuhkan," pungkasnya.Baca: Ribuan Vaksin Covid-19 AstraZeneca di Kudus KedaluwarsaMeski demikian, Ganjar meminta semua bupati/wali kota agar mengebut vaksinasi sampai akhir Desember nanti. Sambil menunggu itu, prokes harus tetap diketatkan meskipun daerah itu nol kasus.Sementara itu, Sekda Jateng Sumarno mengatakan jika vaksinasi di Jateng terus meningkat. Untuk vaksinasi dosis pertama di Jateng sudah mencapai 60 persen, dosis kedua 34 persen dan dosis ketiga untuk tenaga kesehatan sejumlah 93 persen. Reporter: Ali MuntohaEditor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar

Terpopuler