Rabu, 19 November 2025


MURIANEWS, Semarang – Daun talas yang di Jawa Tengah bisa tumbuh dengan mudah ternyata bisa menjadi komoditas ekspor yang menjanjikan. Bahkan di Australia, daun talas beneng dihargai cukup mahal.

Satu kilogram talas beneng dihargai sekitar 2 dolar AS. Oleh karenanya, Jawa Tengah mengirim 3,3 ton daun talas ini ke Australia.

Pelepasan ekspor daun talas beneng dilakukan di Depo Pemeriksaan dan Perlakuan Karantina di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Kamis (2/12/2021).

“Ini 3,3 ton (daun talas, red) ke Australia. Per kilogramnya harganya 2 dolar AS,” kata Plt Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah Tri Susilarjo.

Menurutnya, daun talas ini memiliki peruntukan sebagai substitusi atau pengganti tembakau. Jika tembakau memiliki kandungan nikotin, daun talas tidak memiliki kandungan nikotin.

Dia mengakui jika masyarakat belum begitu mengetahui kandungan daun talas. Padahal potensinya menjanjikan.

Karenanya, Tri berharap masyarakat bisa memanfaatkan lahannya untuk menanam daun talas.

Ditambahkan, Pemprov Jateng terus berupaya agar ekspor tetap berjalan. Pihaknya akan mendorong agar daun talas tetap ditanam, sehingga hasilnya bisa diekspor. Seperti halnya komoditas potensial lainnya yaitu porang, kacang tanah, dan sebagainya.
Ditambahkan, Pemprov Jateng terus berupaya agar ekspor tetap berjalan. Pihaknya akan mendorong agar daun talas tetap ditanam, sehingga hasilnya bisa diekspor. Seperti halnya komoditas potensial lainnya yaitu porang, kacang tanah, dan sebagainya.Baca: Pemprov Jateng Kebut Listrik Gratis di Desa Miskin EkstremNamun yang terpenting, lanjutnya, komoditas tersebut mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri dulu. Baru setelahnya, untuk kebutuhan ekspor.Pemprov juga tengah menggencarkan program Gerakan Tiga Kali Ekspor (Gratieks). Meski demikian, mengingat masa pandemi yang belum selesai, ditambah ancaman varian virus lain, pihaknya mengingatkan agar tetap menjaga protokol kesehatan.“Prokes, fumigasi, kesehatan harus baik. Pelaksanaan di lapangan, pelaksanaan di eksportir, kita tetap prokes,” tegasnya.Sementara salah satu petani daun talas dari Desa Pucung, Kabupaten Semarang Afrida Al Fatah mengatakan, pihaknya telah menanam daun talas sejak dua tahun lalu.“Alhamdulillah, sudah berkembang. Saya punya inisiatif sejak dua tahun lalu mengembangkan (daun talas),” kata Afrida.Reporter: Ali MuntohaEditor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar

Terpopuler