Ratusan Ribu Guru Keagamaan di Jateng Diberi Insentif Rp 1,2 Juta
Ali Muntoha
Senin, 21 Maret 2022 18:44:46
MURIANEWS, Semarang – Ratusan ribu guru atau pengajar keagamaan direncanakan akan kembali mendapat insentif dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah. Selama setahun, mereka akan mendapatkan insentif total sebesar Rp 1,2 juta.
Insentif itu akan dibagikan setiap empat bulan sekali. Dan pencairan tahap pertama akan cari saat Ramadan menjelang Lebaran.
Total ada 211.455 pengajar agama, yang diberi stimulus. Tak hanya guru ngaji saja, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo juga mengakomodir pengajar sekolah Minggu (Kristen/Katolik) Pasraman (Hindu) dan Vijjalaya (Buddha) untuk menerima insentif.
Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Imam Maskur, Senin (21/3/2022) mengatakan, program ini telah empat tahun berjalan, sejak 2019.
Pada awal program berjalan, baru 171.131 pengajar agama yang mendapatkan insentif. Satu tahun kemudian, pada 2020 jumlahnya ditambah menjadi 211.455 orang.
"Untuk tahun 2022 (pencairan) kita rencanakan (setiap) empat bulan. Untuk pencairan pertama itu pada bulan April saat Ramadan menjelang Lebaran,” katanya.
Saat ini menurutnya, tengah menunggu proses tanda tangan NPHD (Naskah Perjanjian Hibah Daerah), ke Kepala Kanwil Kementrian Agama Jateng. Setelah itu, insentif akan langsung ditransfer ke rekening masing-masing penerima.
Dalam satu tahun, para penerima insentif guru agama akan memeroleh masing-masing Rp 1.200.000. Meski nominalnya tidak besar, Imam menyebut hal itu adalah bentuk perhatian Pemprov Jateng, kepada rakyatnya. Adapun, total anggaran yang diberikan untuk para penerima berjumlah Rp 253.746.000.000.
"Kebijakan dari Pak Gubernur dan Pak Wagub, semua pengajar agama dikasih, tidak menghitung mereka mengajar berapa orang. Biarpun hanya sepuluh yang diajar, mereka tetap diberi insentif Rp 1,2 juta per tahun," imbuhnya.Imam menyebut, untuk tahun 2023 pihaknya tengah menyusun tambahan penerima insentif ini. Saat ini ada usulan tambahan sekitar 20 ribu pengajar agama di Jateng, yang jika disetujui akan menerima bantuan ini tahun depan.Selain bantuan tersebut, Ganjar-Yasin juga memberi perhatian kepada siswa-siswi yang bersekolah di Madrasah Aliyah. Ia menyebutkan, total anggaran yang dikucurkan untuk program ini adalah RP 26 miliar. Imam menyebut, program ini telah berjalan selama tiga tahun."Ini sangat luar biasa kebijakan pak gubernur dan pak wagub. Meskipun di luar kewenangan kita, karena kewajiban Pemprov Jateng kan hanya SMA,SMK dan SLB. Siswa-siswi setara SMA/SMK dalam hal ini Madrasah Aliyah pun diberikan BOSDA," terangnya.Imam menyampaikan, dengan program ini masyarakat Jateng khususnya pelajar, mendapatkan ajaran tentang penguatan mental dan sebagai bentuk kehadiran negara di tengah rakyat."Ini merupakan bentuk penghargaan bagi mereka yang lama berjuang dalam bidang keagamaan. Bentuk stimulus dan dukungan, karena kontribusi mereka telah menanamkan karakter melalui pengajaran akhlak dan budi pekerti," pungkas Imam. Reporter: Ali MuntohaEditor: Ali Muntoha
[caption id="attachment_239193" align="alignleft" width="1280"]

Wagub Jateng Taj Yasin Maimoen menyerahkan insentif untuk guru keagamaan secara simbolis, beberapa waktu lalu. (MURIANEWS/Istimewa)[/caption]
MURIANEWS, Semarang – Ratusan ribu guru atau pengajar keagamaan direncanakan akan kembali mendapat insentif dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah. Selama setahun, mereka akan mendapatkan insentif total sebesar Rp 1,2 juta.
Insentif itu akan dibagikan setiap empat bulan sekali. Dan pencairan tahap pertama akan cari saat Ramadan menjelang Lebaran.
Total ada 211.455 pengajar agama, yang diberi stimulus. Tak hanya guru ngaji saja, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo juga mengakomodir pengajar sekolah Minggu (Kristen/Katolik) Pasraman (Hindu) dan Vijjalaya (Buddha) untuk menerima insentif.
Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Imam Maskur, Senin (21/3/2022) mengatakan, program ini telah empat tahun berjalan, sejak 2019.
Pada awal program berjalan, baru 171.131 pengajar agama yang mendapatkan insentif. Satu tahun kemudian, pada 2020 jumlahnya ditambah menjadi 211.455 orang.
"Untuk tahun 2022 (pencairan) kita rencanakan (setiap) empat bulan. Untuk pencairan pertama itu pada bulan April saat Ramadan menjelang Lebaran,” katanya.
Saat ini menurutnya, tengah menunggu proses tanda tangan NPHD (Naskah Perjanjian Hibah Daerah), ke Kepala Kanwil Kementrian Agama Jateng. Setelah itu, insentif akan langsung ditransfer ke rekening masing-masing penerima.
Dalam satu tahun, para penerima insentif guru agama akan memeroleh masing-masing Rp 1.200.000. Meski nominalnya tidak besar, Imam menyebut hal itu adalah bentuk perhatian Pemprov Jateng, kepada rakyatnya. Adapun, total anggaran yang diberikan untuk para penerima berjumlah Rp 253.746.000.000.
"Kebijakan dari Pak Gubernur dan Pak Wagub, semua pengajar agama dikasih, tidak menghitung mereka mengajar berapa orang. Biarpun hanya sepuluh yang diajar, mereka tetap diberi insentif Rp 1,2 juta per tahun," imbuhnya.
Imam menyebut, untuk tahun 2023 pihaknya tengah menyusun tambahan penerima insentif ini. Saat ini ada usulan tambahan sekitar 20 ribu pengajar agama di Jateng, yang jika disetujui akan menerima bantuan ini tahun depan.
Selain bantuan tersebut, Ganjar-Yasin juga memberi perhatian kepada siswa-siswi yang bersekolah di Madrasah Aliyah. Ia menyebutkan, total anggaran yang dikucurkan untuk program ini adalah RP 26 miliar. Imam menyebut, program ini telah berjalan selama tiga tahun.
"Ini sangat luar biasa kebijakan pak gubernur dan pak wagub. Meskipun di luar kewenangan kita, karena kewajiban Pemprov Jateng kan hanya SMA,SMK dan SLB. Siswa-siswi setara SMA/SMK dalam hal ini Madrasah Aliyah pun diberikan BOSDA," terangnya.
Imam menyampaikan, dengan program ini masyarakat Jateng khususnya pelajar, mendapatkan ajaran tentang penguatan mental dan sebagai bentuk kehadiran negara di tengah rakyat.
"Ini merupakan bentuk penghargaan bagi mereka yang lama berjuang dalam bidang keagamaan. Bentuk stimulus dan dukungan, karena kontribusi mereka telah menanamkan karakter melalui pengajaran akhlak dan budi pekerti," pungkas Imam.
Reporter: Ali Muntoha
Editor: Ali Muntoha