Kamis, 20 November 2025


Bahkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah sangat mengantisipasi adanya kebakaran di kawasan pegunungan. Pasalnya, kebakaran di pegunungan akan sangat menguras energi, karena minimnya sumber daya seperti akses ke sumber air, sehingga pemadaman sangat lambat.

Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Jawa Tengah Sarwa Pramana tak menginginkan kejadian pada tahun 2015 lalu terulang. Pada tahun itu, hampir semua gunung yang ada di Jawa Tengah mengalami kebakaran.

Oleh karenanya, sejak memasuki musim kemarau pihaknya mulai menyiagakan personel dan peralatan yang ada di kawasan pegunungan yang rawan terbakar.

Beberapa gunung yang rawan terbakar pada musim kemarau tahun ini yakni Gunung Gandul Kabupaten Wonogiri, lereng Gunung Tidar Magelang, lereng Gunung Merapi, dan Gunung Lawu, serta lahan tebu di Kabupaten Kudus.

Ia menyebut tantangan yang dihadapi dalam menghadapi kebakaran gunung pada musim kemarau tahun ini lebih berat daripada tahun-tahun sebelumnya. Menurut dia, hal tersebut karena ketersediaan sumber air kini sangat minim.
“Di gunung-gunung tidak ada sumber mata air yang mencukupi. Kalaupun ada jaraknya sangat jauh sehingga jika ada kebakaran di kaki gunung kita harus mengambil air terlampau jauh,” ujarnya.Kondisi seperti itu ditemui BPBD saat berusaha memadamkan api di lahan tebu yang dua kali terbakar di Kabupaten Kudus. “Semua pihak perlu mengantisipasi naiknya temperatur udara ditambah tiupan angin kencang saat puncak kemarau selama September,” katanya.Sarwa mengimbau kepada masyarakat agar tidak membakar lahan kering, termasuk para pendaki gunung juga diminta tidak menyalakan api unggun saat mendaki gunung.“Yang paling utama itu petani setempat jangan membakar lahannya karena percikan api mudah merembet ke pepohonan yang memicu kebakaran hutan,” pungkasnya.Editor : Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar

Terpopuler