Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian di Purwokerto, Sabtu (23/9/2017), mengatakan, pihaknya akan mengusut tuntas peredaran
. Polisi langsung bergerak usai kejadian pil PCC di Kendari. "Saya langsung perintahkan untuk telusuri dari mana," kata Tito di Auditorium Ukhuwah Islamiyah Universitas
(UMP), Kabupaten Banyumas.
Di antara hasil penelusuran polisi, pil PCC di Kendari, salah satunya berasal dari Purwokerto. Selain juga dari Surabaya Jawa Timur, dan Cimahi Jawa Barat. Ditnarkoba Bareskrim Mabes Polri telah menetapkan empat tersangka dalam kasus PCC tersebut, yakni MSAS, WY, serta pasangan suami istri BP dan LKW.
Sementara itu, dalam pidato ilmiahnya, Tito mengambil topik Bagaimana Mewujudkan Indonesia sebagai Negara yang Dominan. “Indonesia dengan pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen pada tahun 2030 akan menjadi negara 5 besar setelah Amerika, Cina dan Korsel. Bahkan tahun 2045 apabila bisa mempertahankan pertumbuhan ekonomi 5 persen dapat menjadi peringkat keempat,” ujarnya.
Indonesia berpotensi menjadi negara dominan ekonomi apabila bisa menjadi negara dominan, namun ada beberapa syarat antara lain pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen dan stabilitas politik yang kuat. Pertumbuhan ekonomi yang kuat harus memiliki banyak investasi dan membutuhkan dana 5000 triliun namun APBN hanya 2000 triliun. Sedangkan 3000 triliun itu milik investor dan dari 50 konglomerat asal Indonesia, yang merupakan warga keturunan Tionghoa.
“Tugas kita semua adalah menjaga stabilitas politik dan stabilitas keamanan masyarakat, satu saja stabilitas rusak maka investor tidak mau ke Indonesia,” pungkas Kapolri.Pada kesempatan itu, yang diwisuda UMP sebanyak 1.185 wisudawan/wisudawati yang terdiri dari 16 magister, 1.042 sarjana, dan 127 diploma.
Murianews, Banyumas - Kasus peredaran pil paracetamol caffeine carisoprodol (
PCC) di sejumlah wilayah di Indonesia menjadi perhatian polisi. Mengingat, akibat pil itu berujung jatuhnya korban jiwa, dan warga yang terdampak usai mengonsumsinya.
Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian di Purwokerto, Sabtu (23/9/2017), mengatakan, pihaknya akan mengusut tuntas peredaran
pil PCC. Polisi langsung bergerak usai kejadian pil PCC di Kendari. "Saya langsung perintahkan untuk telusuri dari mana," kata Tito di Auditorium Ukhuwah Islamiyah Universitas
Muhammadiyah Purwokerto (UMP), Kabupaten Banyumas.
Baca :
Pemotor Tewas Terlindas Mobil di Jalan Inspeksi Bendung Klambu
Di antara hasil penelusuran polisi, pil PCC di Kendari, salah satunya berasal dari Purwokerto. Selain juga dari Surabaya Jawa Timur, dan Cimahi Jawa Barat. Ditnarkoba Bareskrim Mabes Polri telah menetapkan empat tersangka dalam kasus PCC tersebut, yakni MSAS, WY, serta pasangan suami istri BP dan LKW.
Baca :
Honda Jazz dan Sepeda Motor Ringsek Tertimpa Pohon Tumbang di R Agil Kusumadya Kudus
Sementara itu, dalam pidato ilmiahnya, Tito mengambil topik Bagaimana Mewujudkan Indonesia sebagai Negara yang Dominan. “Indonesia dengan pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen pada tahun 2030 akan menjadi negara 5 besar setelah Amerika, Cina dan Korsel. Bahkan tahun 2045 apabila bisa mempertahankan pertumbuhan ekonomi 5 persen dapat menjadi peringkat keempat,” ujarnya.
Baca :
Bikin Heboh, Semburan Air Setinggi 30 Meter Muncul di Blora
Indonesia berpotensi menjadi negara dominan ekonomi apabila bisa menjadi negara dominan, namun ada beberapa syarat antara lain pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen dan stabilitas politik yang kuat. Pertumbuhan ekonomi yang kuat harus memiliki banyak investasi dan membutuhkan dana 5000 triliun namun APBN hanya 2000 triliun. Sedangkan 3000 triliun itu milik investor dan dari 50 konglomerat asal Indonesia, yang merupakan warga keturunan Tionghoa.
Baca :
Ngeri, Motor Jadul yang Dipamerkan di Stadion Joyokusumo Pati Ini Harganya Setara Pajero Sport
“Tugas kita semua adalah menjaga stabilitas politik dan stabilitas keamanan masyarakat, satu saja stabilitas rusak maka investor tidak mau ke Indonesia,” pungkas Kapolri.
Pada kesempatan itu, yang diwisuda UMP sebanyak 1.185 wisudawan/wisudawati yang terdiri dari 16 magister, 1.042 sarjana, dan 127 diploma.
Editor : Akrom Hazami