Jumat, 21 November 2025


Ganjar mengaku bangga karena di wilayahnya terdapat praktik modernisasi pertanian namun tetap mengedepankan spirit ramah lingkungan. Selain itu, ada tujuan lain kenapa Ganjar datang ke sini.

"Mengapa saya datang ke OISCA? Saya butuh teknologinya. Saya butuh ilmunya. Kita akan terapkan itu dalam pertanian," katanya.

Ganjar mengaku ingin bertukar teknologi pertanian dengan OISCA Jepang. Sehingga produk-produk pertanian di Jateng bisa tembus pasar ekspor.

Saat mengunjungi lokasi ini, Ganjar terlihat begitu tertarik dengan melon budidaya OISCA. Buah melon tersebut, ditanam di screen house dengan sistem organik, yang mampu menghasilkan kualitas buah yang lebih baik dari pupuk kimia.

Ganjar pun menyatakan akan mengampanyekan penggunaan pupuk organik sebegai pelengkap, atau bahan utama pertanian di Jawa Tengah agar penggunaan pupuk kimia berkurang. "Kualitase apik (pupuk organik), ora penyakiten," ujarnya.

Ganjar berharap hasil pertukaran teknologi itu nantinya diujicobakan secara lanjut serta didokumentasikan secara detil.

"Pertumbuhannya seperti apa, kita tulis. Harapannya, saat penanaman seperti apa kita catat. Sehingga produk yang ditanam apa, jumlahnya berapa, kualitasnya seperti apa, kita punya datanya," jelasnya.

Terkait data pertanian memang selama ini menjadi fokus utama Ganjar sebagai modal pengembangan pertanian di Jawa Tengah. Ganjar mengatakan, bangsa Indonesia ini perlu basis data yang jelas dan terbaru, khususnya dalam pertanian.
Bagi Ganjar, data berguna bagi pemerintah dalam melakukan pengawasan dan pengontrolan pertanian."Subsidi pupuk kita ini Rp 32 triliun. Bagaimana agar subsidi itu benar-benar diterima yang berhak? Ini salah satu fungsi data," terangnya.Politisi PDI Perjuangan itu ingin berkompetisi tanaman pangan kelas dunia. Sehingga nantinya Jawa Tengah mendapat produk pertanian ekspor berkualitas tinggi."Jepang sudah siap jadi offtaker-nya (produk pertanian Jateng). Bahkan dari beberapa produk di Soropadan (Temanggung) itu sudah diekspor ke Singapura. Harapan kita, petaninya nanti dapat hasil yang baik," tambahnya.Sementara itu, Direktur OISCA TC Karanganyar, Mulyono Herlambang mengatakan ada beberapa program yang dilakukan organisasinya. Salah satunya adalah program pelatihan pertanian reguler."Lama pendidikan 9 bulan secara asrama. Kegiatan praktek 85 persen, teori 15 persen. Setelah selesai, harapan kami, mereka pulang kampung halaman mengembangkan ilmunya," kata Mulyono.Dia pun membeberkan sejumlah hasil dari para alumni OISCA. Salah satunya adalah penghijauan lahan bakau 2.500 hektare, untuk mengantisipasi abrasi Pulau Jawa. "Mulai dari Jawa Tengah sampai Madura. Itu sejumlah proyek alumni kami," pungkasnya.Editor : Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar

Terpopuler