TOP! Setahun Zakat dari PNS Jateng Tembus Rp 31,7 Miliar
Murianews
Rabu, 26 Desember 2018 13:52:33
Tepatnya, selama 2018 Baznas Provinsi Jateng telah mengumpulkan sebanyak Rp 31,7 miliar dana zakat dan infaq dari PNS.
Hal ini dikatakan Ketua Baznas Jateng, KH Akhmad Darodji dalam rakor Baznas Provinsi Jateng di Wisma Perdamaian, Kota Semarang, Rabu (26/12/2018). Rakor ini diikuti pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD), BUMN/BUMD, dan ketua Baznas dari seluruh daerah di Jateng.
Ahmad Darodji merinci, zakat dari ASN/OPD terkumpul sebanyak Rp 30,75 miliar. Sementara dari BUMN/BUMD sebanyak Rp 546.499.125.
Kemudian zakat dari instansi vertikal terkumpul sebanyak Rp 379.014.947, dan dari perseorangan terkumpul zakat sebesar Rp 79.739.513.
Ia menyatakan, dana zakat yang terkumpul peruntukannya untuk pendidikan, pengentasan kemiskianan sampai penanggulanan bencana yang tak tercover oleh APBD.
"Alhamdulillah peruntukannya banyak hal, Sesuai syarat distribusi atau pentasharufan zakat. Kami berharap dapat mengurangi proposal yang masuk ke Pak Gubernur, biar masuk ke Baznas saja. Musuh utama kita adalah pelit," katanya.
Penggunaan dana zakat untuk kegiatan sosial di antaranya, sumbangan pemugaran 18 rumah tak layak huni (RTLH) sebesar Rp 180 juta.Selain itu juga bantuan untuk 1.063 guru TPQ sebesar Rp 1,063 miliar. Ada juga bantuan bencana sebesar Rp 600,37 juta. Bantuan untuk 62 masjid Rp 1,455 miliar, dan ratusan madin serta TPQ juga mendapat bantuan."Kami akan terus berkontribusi dalam pengentasan kemiskinan di Jawa Tengah dengan berbagai cara. Memberi pelatihan dan memberikan alat untuk kerja sampai pembangunan RTLH," ujarnya.Mengetahui hal ini, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengaku semakin bersemangat
ngompor-ngompori ASN untuk bayar zakat. Bahkan di hadapan peserta rakor yang sebagian besar pegawai negeri itu, Ganjar menganalogikan siapa sebenarnya yang disebut orang pelit."Orang bayar zakat itu bergantung dari cara melihatnya, kalau melihatnya uangnya kurang berapa, wah berarti pelit. Mestinya yang dilihat adalah sisanya berapa, insyaallah rizkinya berkah. Saya
haqqul yakin, bayar zakat
ora gawe melarat," pungkasnya.
Editor : Ali Muntoha
Murianews, Semarang – Tingkat kesadaran para PNS atau aparatur sipil negara (ASN) di Jateng untuk membayar zakat ternyata sudah cukup besar. Hal ini terlihat dari hasil zakat yang diterima Baznas Jateng selama setahun ini bisa tembus capai puluhan miliar.
Tepatnya, selama 2018 Baznas Provinsi Jateng telah mengumpulkan sebanyak Rp 31,7 miliar dana zakat dan infaq dari PNS.
Hal ini dikatakan Ketua Baznas Jateng, KH Akhmad Darodji dalam rakor Baznas Provinsi Jateng di Wisma Perdamaian, Kota Semarang, Rabu (26/12/2018). Rakor ini diikuti pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD), BUMN/BUMD, dan ketua Baznas dari seluruh daerah di Jateng.
Ahmad Darodji merinci, zakat dari ASN/OPD terkumpul sebanyak Rp 30,75 miliar. Sementara dari BUMN/BUMD sebanyak Rp 546.499.125.
Kemudian zakat dari instansi vertikal terkumpul sebanyak Rp 379.014.947, dan dari perseorangan terkumpul zakat sebesar Rp 79.739.513.
Ia menyatakan, dana zakat yang terkumpul peruntukannya untuk pendidikan, pengentasan kemiskianan sampai penanggulanan bencana yang tak tercover oleh APBD.
"Alhamdulillah peruntukannya banyak hal, Sesuai syarat distribusi atau pentasharufan zakat. Kami berharap dapat mengurangi proposal yang masuk ke Pak Gubernur, biar masuk ke Baznas saja. Musuh utama kita adalah pelit," katanya.
Penggunaan dana zakat untuk kegiatan sosial di antaranya, sumbangan pemugaran 18 rumah tak layak huni (RTLH) sebesar Rp 180 juta.
Selain itu juga bantuan untuk 1.063 guru TPQ sebesar Rp 1,063 miliar. Ada juga bantuan bencana sebesar Rp 600,37 juta. Bantuan untuk 62 masjid Rp 1,455 miliar, dan ratusan madin serta TPQ juga mendapat bantuan.
"Kami akan terus berkontribusi dalam pengentasan kemiskinan di Jawa Tengah dengan berbagai cara. Memberi pelatihan dan memberikan alat untuk kerja sampai pembangunan RTLH," ujarnya.
Mengetahui hal ini, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengaku semakin bersemangat ngompor-ngompori ASN untuk bayar zakat. Bahkan di hadapan peserta rakor yang sebagian besar pegawai negeri itu, Ganjar menganalogikan siapa sebenarnya yang disebut orang pelit.
"Orang bayar zakat itu bergantung dari cara melihatnya, kalau melihatnya uangnya kurang berapa, wah berarti pelit. Mestinya yang dilihat adalah sisanya berapa, insyaallah rizkinya berkah. Saya haqqul yakin, bayar zakat ora gawe melarat," pungkasnya.
Editor : Ali Muntoha