Kamis, 20 November 2025


Penyebabnya, pemilik kos takut jika perawat tersebut menularkan virus corona. Pasalnya rumah sakit tempat mereka bekerja menjadi salah satu rujukan penanganan pasien corona.

Kabar ini juga terdengar oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Senin (27/4/2020) malam tadi, Ganjar langsung menelepon tiga perawat itu.

Tak hanya itu, Ganjar juga meminta nomor ibu pemilik kos. Ibu kos yang mengusir tiga perawat itu pun menangis ketakutan saat ditelepon orang nomor satu di Jateng tersebut.

Kepada Ganjar pemilik indekos mengaku takut jika suaminya tertular Covid-19. Yang membuat Ganjar heran ibu pemilik kos itu merupakan juga seorang tenaga medis, yakni seorang bidan.

"Saya telepon pemiliknya, dia nangis-nangis dan minta maaf. Bahasanya dia tidak mengusir, hanya takut suaminya tertular. Saya heran kenapa bisa begitu, padahal si ibu pemilik kos ini adalah bidan," katanya.

Ganjar juga menyebut jika kondisi tiga perawat itu saat sudah aman. Setelah terusir dari kos, mereka sudah dijemput pihak rumah sakit.

"Saya langsung telepon ketiganya (perawat). Alhamdulillah semuanya sudah aman karena sudah dijemput pihak rumah sakit. Karena itu rumah sakit baru, jadi ada banyak ruangan yang kosong yang dipakai untuk mereka sementara," ujarnya.

Ganjar mengatakan, edukasi kepada masyarakat mengenai hal ini memang harus ditingkatkan. Kendati demikian, pihaknya juga menyiapkan sejumlah tempat sebagai tempat tinggal sementara para tenaga medis, untuk mengantisipasi penolakan atau pengusiran.

Di antaranya di Hotel Kesambi milik Pemprov Jateng. Kemudian di Solo ada bekas Bakorwil yang bisa ditempati. ”Itu rumahnya besar, kamarnya banyak dan nyaman. Selain itu, ada juga hotel milik kami yang ada di Solo yang bisa ditempati," terangnya Ganjar.

Ganjar menyayangkan kejadian pengusiran tenaga medis dari tempat tinggalnya itu. Ia berharap, semua masyarakat mendukung para tenaga medis dengan tidak memberikan stigma negatif pada mereka termasuk keluarganya.
Ganjar menyayangkan kejadian pengusiran tenaga medis dari tempat tinggalnya itu. Ia berharap, semua masyarakat mendukung para tenaga medis dengan tidak memberikan stigma negatif pada mereka termasuk keluarganya.Sementara itu, salah satu perawat yang diusir dari indekosna, Siska mengatakan, Ia dan dua temannya yang bekerja di RSUD Bung Karno langsung dihubungi pemilik kos. Mereka diminta untuk pindah secepatnya."Saya baru bangun tidur, tiba-tiba dapat WA. Intinya disuruh pergi karena posisi rumah sakit kita jadi rujukan Covid-19. Mungkin ibu kosnya khawatir," katanya.Hal itu jelas membuatnya kebingungan. Karena diminta pergi mendadak, mereka bingung mencari tempat tinggal."Akhirnya kami dijemput pihak rumah sakit dan sekarang tinggal di rumah sakit ini. Jelas kami syok dan kecewa sekaligus sakit hati, kenapa kami diperlakukan semacam ini," jelasnya.Siska mengatakan, sangat senang karena permasalahannya itu langsung ditindaklanjuti oleh pemerintah. Gubernur Ganjar lanjut dia memang telah menelponnya."Pak Ganjar telepon dan menanyakan kronologis. Beliau juga tanya kondisi kami serta tanya nomor telepon ibu kos dan direktur rumah sakit kami," terangnya.Siska berharap masyarakat tidak memberikan stigma negatif pada tenaga medis yang merawat Covid-19. Sebab lanjut dia, selama bertugas mereka dilengkapi dengan alat pelindung diri (APD) dan menerapkan standar protokol kesehatan. (lhr) Reporter: Ali MuntohaEditor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar