PT Indo Tekno Nusantara di Kota Tangerang. Sebanyak 32 orang karyawan turut diamankan.
Tak hanya collector, seperti yang diberitakan sebelumnya, para karyawan itu juga merupakan tim analisis dan juga tim telemarketing.
“Ada tim analis, ada tim telemarketing dan collector,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus, dikutip dari
, Kamis (14/10/2021).
Yusri menambahkan ada 2 cara penagihan yang dilakukan oleh PT Tekno Nusantara ini. Pertama, penagihan secara langsung.
“Penagihan langsung dengan ancaman, jika pengguna ini nggak bayar akan diancam dan sebagainya,” katanya.Baca juga:
Penagihan kedua dilakukan melalui telepon atau media sosial. Dalam penagihan ini, pelaku tidak hanya menagih dengan ancaman kekerasan, tetapi juga dengan ancaman menyebarkan data pribadi debitur. Penulis: Zulkifli FahmiEditor: Zulkifli FahmiSumber:
[caption id="attachment_245815" align="alignleft" width="1280"]

Ditreskrimsus Polda Metro Jaya saat menggerebek kantor pinjol ilegal di Kota Tangerang. (Khairul Ma'arif/detikcom)[/caption]
MURIANEWS, Tangerang – Ditreskrimsus Polda Metro Jaya menggerebek kantor
pinjol ilegal PT Indo Tekno Nusantara di Kota Tangerang. Sebanyak 32 orang karyawan turut diamankan.
Baca juga:
Sepanjang 2020-2021, Polisi Tangani 370 Kasus Pinjol
Tak hanya collector, seperti yang diberitakan sebelumnya, para karyawan itu juga merupakan tim analisis dan juga tim telemarketing.
“Ada tim analis, ada tim telemarketing dan collector,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus, dikutip dari
Detikcom, Kamis (14/10/2021).
Baca juga:
OJK Catat Ada 116 Pinjol Legal di Indonesia, Penyaluran Pinjaman Hampir Rp 250 Triliun
Yusri menambahkan ada 2 cara penagihan yang dilakukan oleh PT Tekno Nusantara ini. Pertama, penagihan secara langsung.
“Penagihan langsung dengan ancaman, jika pengguna ini nggak bayar akan diancam dan sebagainya,” katanya.
Baca juga:
Terlilit Pinjol, Karyawan Bank Gantung Diri di Kantor
Penagihan kedua dilakukan melalui telepon atau media sosial. Dalam penagihan ini, pelaku tidak hanya menagih dengan ancaman kekerasan, tetapi juga dengan ancaman menyebarkan data pribadi debitur.
Penulis: Zulkifli Fahmi
Editor: Zulkifli Fahmi
Sumber:
Detikcom