Ridwan Kamil Duga Kenaikan Covid di Jabar karena Libur Akhir Tahun
Murianews
Senin, 31 Januari 2022 23:01:04
MURIANEWS, Bandung – Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil menduga kenaikan kasus Covid di Jabar disebabkan oleh masa libur panjang di akhir tahun 2021.
"Sebenarnya bisa disimpulkan memang libur panjang atau perjalanan besar di libur bersama ini mempunyai pengaruh terhadap penyebaran," katanya seperti dikutip
Suara.com, Senin (31/1/2022).
Ia menyebutkan, secara keseluruhan, per 30 Januari 2022 terdapat 13.836 orang yang dirawat atau menjalani isolasi karena positif Covid-19 di Jabar. Sedangkan jika dibandingkan pada 1 Januari 2022, terdapat 532 kasus aktif di Jawa Barat.
"Apabila pada 1 Januari 2022 di Jawa Barat hanya bertambah 18 kasus Covid-19 namun pada 30 Januari 2022 tercatat penambahan 2.584 kasus baru di Jawa Barat," ungkapnya.
Baca: 492 Warga Jabar Probable Omicron, Ridwan Kamil: dari Bogor, Depok, dan BekasiHal tersebut menimbulkan lonjakan angka keterisian rumah sakit di Jawa Barat.
"Di Jawa Barat lonjakan terhadap keterisian rumah sakit sudah mulai terasa. Per hari ini sekitar 15 persen, dari paling rendah sekitar 1,3 persen di tanggal 2 Januari. Jadi di hari-hari awal tahun kita sangat rendah kemudian mengalami peningkatan," ungkapnya.
Kenaikan tersebut, juga dibarengi dengan tempat-tempat isolasi Covid-19 di Jawa Barat yang berjumlah sekitar 120 lokasi. Semua lokasi tersebut bahkan sudah mulai terisi kembali.
Namun uniknya ada dugaan masyarakat yang terkena Covid-19 memilih dirawat di rumah sakit walaupun berstatus tanpa gejala.
Baca: Polisi Tetapkan 12 Tersangka dalam Kasus Demo Anarkis GMBI di Mapolda Jabar"Kami juga minta mengecek agar tidak seperti di Jakarta, Pak Anies pernah menyampaikan bahwa kenaikan BOR (Bed Occupancy Rate)-nya itu ternyata preferensi, bukan karena harus ke rumah sakit," kata dia."Jadi orang yang OTG (orang tanpa gejala), daripada di rumah, dia milih ke rumah sakit. Nah ini membuat kebingungan dalam statistik," lanjut dia.Menurut Ridwan Kamil, seharusnya yang ke rumah sakit adalah yang betul-betul tidak bisa dirawat di rumah. Hal inilah yang akan disampaikannya kepada para kepala daerah di Jawa Barat."Ini mah yang bisa dirawat di rumah memilih rumah sakit. Nah karena fenomena itu di Jakarta terjadi, saya meminta kepala daerah di Jawa Barat mengecek ya apakah yang dirawat rawat di rumah sakit memang harus dirawat atau sebenarnya orang yang bisa di rumah tapi punya preferensi ingin di rumah sakit," tambahnya. Penulis: SupriyadiEditor: SupriyadiSumber:
Suara.com
[caption id="attachment_203569" align="alignleft" width="1024"]

Gubernur Jabar M Ridwan Kamil (Foto: bandung.go.id)[/caption]
MURIANEWS, Bandung – Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil menduga kenaikan kasus Covid di Jabar disebabkan oleh masa libur panjang di akhir tahun 2021.
"Sebenarnya bisa disimpulkan memang libur panjang atau perjalanan besar di libur bersama ini mempunyai pengaruh terhadap penyebaran," katanya seperti dikutip
Suara.com, Senin (31/1/2022).
Ia menyebutkan, secara keseluruhan, per 30 Januari 2022 terdapat 13.836 orang yang dirawat atau menjalani isolasi karena positif Covid-19 di Jabar. Sedangkan jika dibandingkan pada 1 Januari 2022, terdapat 532 kasus aktif di Jawa Barat.
"Apabila pada 1 Januari 2022 di Jawa Barat hanya bertambah 18 kasus Covid-19 namun pada 30 Januari 2022 tercatat penambahan 2.584 kasus baru di Jawa Barat," ungkapnya.
Baca: 492 Warga Jabar Probable Omicron, Ridwan Kamil: dari Bogor, Depok, dan Bekasi
Hal tersebut menimbulkan lonjakan angka keterisian rumah sakit di Jawa Barat.
"Di Jawa Barat lonjakan terhadap keterisian rumah sakit sudah mulai terasa. Per hari ini sekitar 15 persen, dari paling rendah sekitar 1,3 persen di tanggal 2 Januari. Jadi di hari-hari awal tahun kita sangat rendah kemudian mengalami peningkatan," ungkapnya.
Kenaikan tersebut, juga dibarengi dengan tempat-tempat isolasi Covid-19 di Jawa Barat yang berjumlah sekitar 120 lokasi. Semua lokasi tersebut bahkan sudah mulai terisi kembali.
Namun uniknya ada dugaan masyarakat yang terkena Covid-19 memilih dirawat di rumah sakit walaupun berstatus tanpa gejala.
Baca: Polisi Tetapkan 12 Tersangka dalam Kasus Demo Anarkis GMBI di Mapolda Jabar
"Kami juga minta mengecek agar tidak seperti di Jakarta, Pak Anies pernah menyampaikan bahwa kenaikan BOR (Bed Occupancy Rate)-nya itu ternyata preferensi, bukan karena harus ke rumah sakit," kata dia.
"Jadi orang yang OTG (orang tanpa gejala), daripada di rumah, dia milih ke rumah sakit. Nah ini membuat kebingungan dalam statistik," lanjut dia.
Menurut Ridwan Kamil, seharusnya yang ke rumah sakit adalah yang betul-betul tidak bisa dirawat di rumah. Hal inilah yang akan disampaikannya kepada para kepala daerah di Jawa Barat.
"Ini mah yang bisa dirawat di rumah memilih rumah sakit. Nah karena fenomena itu di Jakarta terjadi, saya meminta kepala daerah di Jawa Barat mengecek ya apakah yang dirawat rawat di rumah sakit memang harus dirawat atau sebenarnya orang yang bisa di rumah tapi punya preferensi ingin di rumah sakit," tambahnya.
Penulis: Supriyadi
Editor: Supriyadi
Sumber:
Suara.com