Ganjar Pastikan Belum Ada Warga Jateng Dievakuasi Akibat Erupsi Merapi
Murianews
Kamis, 10 Maret 2022 16:23:18
MURIANEWS, Semarang - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memastikan hingga Kamis (10/3/2022) siang, belum ada laporan warga yang dievakuasi akibat erupsi Merapi.
Para warga yang berada di lokasi ataupun yang terbiasa kena imbas guguran awan panas seperti hujan abu sudah siap menghadapi situasi erupsi dengan metode Desa Kembar.
“(Laporan) belum ada dan mereka sudah punya tempatnya kok,” kata Ganjar.
Ganjar menegaskan sebenarnya warga sekitar Merapi jauh lebih paham. Ganjar menyebut warga juga sangat bagus kearifan lokalnya untuk menghadapi kejadian erupsi.
“Tinggal refleknya saja yang butuh diingatkan oleh pemerintah,” kata Ganjar di kantornya.
Terlepas dari itu, Ganjar mengatakan terus memantau perkembangan Gunung Merapi. Pantauan dilakukan para vulkanolog dan bekerjasama dengan wilayah Yogyakarta.
“Kita dilapori setiap hari, sehingga semuanya BPBD melakukan kontroling,” ujar Ganjar.
Tak hanya Merapi, gunung berapi lainnya juga turut dipantau. Termasuk kebencanaan lain seperti longsor hingga banjir. Sejalan, mitigasi juga disiapkan terus menerus.
Tak hanya Merapi, gunung berapi lainnya juga turut dipantau. Termasuk kebencanaan lain seperti longsor hingga banjir. Sejalan, mitigasi juga disiapkan terus menerus.“Sehingga betul-betul di area sekitar Merapi ini, bisa kita kelola bersama-sama,” ujarnya.Desa dan keluarga kembar yang sudah ada di sana, kata Ganjar, juga diimbau untuk aktif kembali. Sehingga jika terjadi kenaikan status siaga Gunung Merapi, warga bisa langsung bergerak.Desa Kembar adalah program yang yang digagas Pemprov sebagai salah satu langkah antisipasi ancaman erupsi Gunung Merapi. Program ini mengedepankan semangat persaudaraan warga sekitar Merapi membantu warga lain yang berada di kawasan rawan bencana (KRB).Salah satu contoh yang sudah ada yakni di Desa Klakah, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali. Warga di desa ini sudah menjalin kekerabatan dengan Desa Gantang, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang.“Maka ikuti seluruh perintah yang diberikan oleh pemegang otoritas apakah itu BPBD, Basarnas, informasi dari BMKG, para vulkanolog agar mereka semua bisa menyelamatkan diri,” tandasnya. Penulis: SupriyadiEditor: Supriyadi
[caption id="attachment_277277" align="alignleft" width="880"]

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat memberikan keterangan pers kepada awak media. (Istimewa)[/caption]
MURIANEWS, Semarang - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memastikan hingga Kamis (10/3/2022) siang, belum ada laporan warga yang dievakuasi akibat erupsi Merapi.
Para warga yang berada di lokasi ataupun yang terbiasa kena imbas guguran awan panas seperti hujan abu sudah siap menghadapi situasi erupsi dengan metode Desa Kembar.
“(Laporan) belum ada dan mereka sudah punya tempatnya kok,” kata Ganjar.
Ganjar menegaskan sebenarnya warga sekitar Merapi jauh lebih paham. Ganjar menyebut warga juga sangat bagus kearifan lokalnya untuk menghadapi kejadian erupsi.
“Tinggal refleknya saja yang butuh diingatkan oleh pemerintah,” kata Ganjar di kantornya.
Terlepas dari itu, Ganjar mengatakan terus memantau perkembangan Gunung Merapi. Pantauan dilakukan para vulkanolog dan bekerjasama dengan wilayah Yogyakarta.
“Kita dilapori setiap hari, sehingga semuanya BPBD melakukan kontroling,” ujar Ganjar.
Tak hanya Merapi, gunung berapi lainnya juga turut dipantau. Termasuk kebencanaan lain seperti longsor hingga banjir. Sejalan, mitigasi juga disiapkan terus menerus.
“Sehingga betul-betul di area sekitar Merapi ini, bisa kita kelola bersama-sama,” ujarnya.
Desa dan keluarga kembar yang sudah ada di sana, kata Ganjar, juga diimbau untuk aktif kembali. Sehingga jika terjadi kenaikan status siaga Gunung Merapi, warga bisa langsung bergerak.
Desa Kembar adalah program yang yang digagas Pemprov sebagai salah satu langkah antisipasi ancaman erupsi Gunung Merapi. Program ini mengedepankan semangat persaudaraan warga sekitar Merapi membantu warga lain yang berada di kawasan rawan bencana (KRB).
Salah satu contoh yang sudah ada yakni di Desa Klakah, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali. Warga di desa ini sudah menjalin kekerabatan dengan Desa Gantang, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang.
“Maka ikuti seluruh perintah yang diberikan oleh pemegang otoritas apakah itu BPBD, Basarnas, informasi dari BMKG, para vulkanolog agar mereka semua bisa menyelamatkan diri,” tandasnya.
Penulis: Supriyadi
Editor: Supriyadi