Alamak! 5,8 Juta Warga Menegah Atas di Jateng Belum Ikut BPJS
Murianews
Selasa, 29 Maret 2022 17:32:12
MURIANEWS, Semarang – Sebanyak 5,8 juta warga Jawa Tengah hingga saat ini belum menjadi peserta program BPJS atau Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Jutaan orang tersebut didominasi oleh masyarakat kelas menengah atas.
Pernyataan tersebut diungkapkan Deputi Direksi BPJS Kesehatan Wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta, Dwi Martiningish dalam rapat koordinasi Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan Wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta.
Ia menjelaskan, berdasarkan data yang ada, jumlah warga di Jateng saat ini mencapai 37 juta orang. Dari jumlah tersebut 31 juta orang lebih sudah menjadi peserta JKN.
"Hanya saja dari jumlah tersebut, hanya ada sekitar 74 persen atau 27 juta orang yang aktif program Jaminan Kesehatan Nasional-nya," kata Dwi dikutip dari
Antara, Senin (29/3/2022)
Sementara, lanjutnya, empat juta peserta sisanya, dalam status tidak aktif. Itu terjadi lantaran mereka menunggak iuran dan dinonaktifkan.
Secara umum, lanjut dia, masih ada target 14 persen warga Jawa Tengah untuk menjadi peserta JKN.
Padahal, menurut dia, tinggal tersisa waktu dua tahun untuk mencapai target 98 persen penduduk Indonesia menjadi peserta program JKN.
Secara umum, lanjut dia, 5,8 juta penduduk Jawa Tengah yang belum menjadi peserta program jaminan kesehatan nasional tersebut merupakan masyarakat kelas menengah ke atas.Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2022 tentang Optimalisasi Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional mengatur tentang upaya percepatan kepesertaan program JKN tersebut.Pada tahap awal ini, ia menuturkan, mulai 1 Maret 2022 diberlakukan syarat kepesertaan BPJS Kesehatan untuk pengurusan administrasi pertanahan di BPN.Dari waktu hampir sebulan tersebut, ia menjelaskan sudah terlihat peningkatan kepersertaan baru.Ke depan, menurut dia, akan semakin banyak layanan publik yang akan menjadi sasaran dari aturan Instruksi Presiden Nomor 1 tersebut. Penulis: SupriyadiEditor: SupriyadiSumber:
Antara
[caption id="attachment_275643" align="alignleft" width="1280"]

Ilustrasi kantor BPJS. (MURIANEWS/Vega Ma’arijil Ula)[/caption]
MURIANEWS, Semarang – Sebanyak 5,8 juta warga Jawa Tengah hingga saat ini belum menjadi peserta program BPJS atau Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Jutaan orang tersebut didominasi oleh masyarakat kelas menengah atas.
Pernyataan tersebut diungkapkan Deputi Direksi BPJS Kesehatan Wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta, Dwi Martiningish dalam rapat koordinasi Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan Wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta.
Ia menjelaskan, berdasarkan data yang ada, jumlah warga di Jateng saat ini mencapai 37 juta orang. Dari jumlah tersebut 31 juta orang lebih sudah menjadi peserta JKN.
"Hanya saja dari jumlah tersebut, hanya ada sekitar 74 persen atau 27 juta orang yang aktif program Jaminan Kesehatan Nasional-nya," kata Dwi dikutip dari
Antara, Senin (29/3/2022)
Sementara, lanjutnya, empat juta peserta sisanya, dalam status tidak aktif. Itu terjadi lantaran mereka menunggak iuran dan dinonaktifkan.
Secara umum, lanjut dia, masih ada target 14 persen warga Jawa Tengah untuk menjadi peserta JKN.
Padahal, menurut dia, tinggal tersisa waktu dua tahun untuk mencapai target 98 persen penduduk Indonesia menjadi peserta program JKN.
Secara umum, lanjut dia, 5,8 juta penduduk Jawa Tengah yang belum menjadi peserta program jaminan kesehatan nasional tersebut merupakan masyarakat kelas menengah ke atas.
Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2022 tentang Optimalisasi Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional mengatur tentang upaya percepatan kepesertaan program JKN tersebut.
Pada tahap awal ini, ia menuturkan, mulai 1 Maret 2022 diberlakukan syarat kepesertaan BPJS Kesehatan untuk pengurusan administrasi pertanahan di BPN.
Dari waktu hampir sebulan tersebut, ia menjelaskan sudah terlihat peningkatan kepersertaan baru.
Ke depan, menurut dia, akan semakin banyak layanan publik yang akan menjadi sasaran dari aturan Instruksi Presiden Nomor 1 tersebut.
Penulis: Supriyadi
Editor: Supriyadi
Sumber:
Antara