Inovatif, Konsep Mina Padi Petani di Banyumas Ini Bikin Ganjar Kesemsem
Murianews
Senin, 18 Juli 2022 17:12:14
MURIANEWS, Banyumas – Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo yang berkunjung ke Desa Panembangan, Kecamatan Cilongok, Banyumas dibuat kesemsem dengan system tanam padi yang dilakukan oleh kelompok petani di desa setempat.
Pasalnya, mayoritas petani di Desa Panembangan telah menerapkan konsep mina padi. Yakni menanam padi sekaligus menebar benih ikan di sawah sejak 2001 lalu.
Ganjar yang datang bersama rombongan pun ikut menebar benih ikan ke sawah bersama para petani. Orang nomor satu di Jateng itu terlihat antusias melihat semangat para petani. Apalagi setelah ia mendengar, bahwa program mina padi yang dilakukan membuat hidup mereka lebih sejahtera.
Baca: Blusukan ke Pasar Manis Banyumas, Ganjar Diwaduli Harga Telur Melejit”Program mina padi ini kami lakukan sejak 2001 lalu. Kalau dulu para petani hanya tanam padi, sekarang juga memelihara ikan jenis nila. Dan setelah dilakukan, hasil produksi padi bisa lebih meningkat dan penghasilan dari ikan juga sangat banyak,” kata Narsono, pengurus kelompok tani Desa Panembangan.
Narsono menerangkan, hasil panen padi dengan konsep mina padi perhektarnya bertambah 6 kwintal. Setiap satu hektare, hasil jual padi rata-rata mendapatkan Rp 27 juta.
”Itu baru dari padi, belum dari ikan. Perhektare biasanya kita dapat 1,2 ton ikan. Per kilogramnya dijual Rp 22 ribu. Jadi total pendapatan dari jual padi dan ikan rata-rata per hekare Rp 50 jutaan. Tentu ini membuat petani lebih sejahtera karena sebelumnya tidak sebanyak itu,” terangnya.
Sementara itu, Ganjar mengatakan konsep mina padi yang dilakukan petani Panembangan sudah tepat. Apalagi, daerah itu termasuk daerah pegunungan dengan air yang sangat banyak.
”Area ini airnya banyak banget, maka kalau bisa dikombinasikan untuk mengoptimalkan pertanian akan sangat bagus. Kalau dulu orang hanya tanam padi, sekarang mereka dapat tambahan dari ikan dan hasilnya luar biasa,” katanya.
Baca: Ganjar Turunkan Tim Tangani Banjir di PatiSelama praktik program mina padi itu, hasil pertanian menurut keterangan petani lanjut Ganjar meningkat drastis. Program itu ternyata juga relatif mengurangi hama tanaman, karena hama yang nempel di batang padi akan langsung dimakan ikan.”Bahkan kalau ada tanaman liar yang tumbuh, juga dimakan ikan. Jadi nggak perlu matun kata mereka,” jelasnya.Program itu lanjut Ganjar diharapkan terus dikembangkan. Para penyuluh juga telah melakukan pendampingan. Ia juga berharap, konsep mina padi yang sukses itu bisa ditularkan ke daerah lain yang memiliki kontur daerah sama.”Daerah seperti ini kan banyak di Jateng, misalnya di Banyumas ini, Banjarnegara, Purbalingga, Temanggung dan daerah pegunungan lain yang memiliki sumber air melimpah. Ini bisa dikembangkan dan tujuan akhirnya membuat petani kita lebih sejahtera,” pungkasnya. Penulis: SupriyadiEditor: Supriyadi
[caption id="attachment_302686" align="alignleft" width="1100"]

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat menyebar benih ikan usai tanam padi di Desa Panembangan, Kecamatan Cilongok, Banyumas. (Istimewa)[/caption]
MURIANEWS, Banyumas – Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo yang berkunjung ke Desa Panembangan, Kecamatan Cilongok, Banyumas dibuat kesemsem dengan system tanam padi yang dilakukan oleh kelompok petani di desa setempat.
Pasalnya, mayoritas petani di Desa Panembangan telah menerapkan konsep mina padi. Yakni menanam padi sekaligus menebar benih ikan di sawah sejak 2001 lalu.
Ganjar yang datang bersama rombongan pun ikut menebar benih ikan ke sawah bersama para petani. Orang nomor satu di Jateng itu terlihat antusias melihat semangat para petani. Apalagi setelah ia mendengar, bahwa program mina padi yang dilakukan membuat hidup mereka lebih sejahtera.
Baca: Blusukan ke Pasar Manis Banyumas, Ganjar Diwaduli Harga Telur Melejit
”Program mina padi ini kami lakukan sejak 2001 lalu. Kalau dulu para petani hanya tanam padi, sekarang juga memelihara ikan jenis nila. Dan setelah dilakukan, hasil produksi padi bisa lebih meningkat dan penghasilan dari ikan juga sangat banyak,” kata Narsono, pengurus kelompok tani Desa Panembangan.
Narsono menerangkan, hasil panen padi dengan konsep mina padi perhektarnya bertambah 6 kwintal. Setiap satu hektare, hasil jual padi rata-rata mendapatkan Rp 27 juta.
”Itu baru dari padi, belum dari ikan. Perhektare biasanya kita dapat 1,2 ton ikan. Per kilogramnya dijual Rp 22 ribu. Jadi total pendapatan dari jual padi dan ikan rata-rata per hekare Rp 50 jutaan. Tentu ini membuat petani lebih sejahtera karena sebelumnya tidak sebanyak itu,” terangnya.
Sementara itu, Ganjar mengatakan konsep mina padi yang dilakukan petani Panembangan sudah tepat. Apalagi, daerah itu termasuk daerah pegunungan dengan air yang sangat banyak.
”Area ini airnya banyak banget, maka kalau bisa dikombinasikan untuk mengoptimalkan pertanian akan sangat bagus. Kalau dulu orang hanya tanam padi, sekarang mereka dapat tambahan dari ikan dan hasilnya luar biasa,” katanya.
Baca: Ganjar Turunkan Tim Tangani Banjir di Pati
Selama praktik program mina padi itu, hasil pertanian menurut keterangan petani lanjut Ganjar meningkat drastis. Program itu ternyata juga relatif mengurangi hama tanaman, karena hama yang nempel di batang padi akan langsung dimakan ikan.
”Bahkan kalau ada tanaman liar yang tumbuh, juga dimakan ikan. Jadi nggak perlu matun kata mereka,” jelasnya.
Program itu lanjut Ganjar diharapkan terus dikembangkan. Para penyuluh juga telah melakukan pendampingan. Ia juga berharap, konsep mina padi yang sukses itu bisa ditularkan ke daerah lain yang memiliki kontur daerah sama.
”Daerah seperti ini kan banyak di Jateng, misalnya di Banyumas ini, Banjarnegara, Purbalingga, Temanggung dan daerah pegunungan lain yang memiliki sumber air melimpah. Ini bisa dikembangkan dan tujuan akhirnya membuat petani kita lebih sejahtera,” pungkasnya.
Penulis: Supriyadi
Editor: Supriyadi