Kabidhumas Polda Jateng Kombes Pol Iskandar Fitriana Sutrisna menjelaskan, pengecekan tersebut dilakukan lantaran selama ini ke dua tersangka mengklaim menerima wangsit dan kerap berbelit-belit dalam memberikan jawaban.
“Karena itu, kami cek dari ahli sejarah dan budaya. Ternyata tidak ada silsilah saudara Toto ini keturunan kerajaan Majapahit,” katanya.
Bahkan hasil dari pemeriksaan, tersangka Toto pun telah mengakui bahwa selama ini dirinya telah mengada-ada akan keberadaan keraton fiktif ini. Tujuannya supaya mendapatkan uang dari para pengikutnya.
“Dia (Toto) sudah mengakui bahwa semua itu cuma mengada-ada,” ujarnya.Meski begitu, Polda Jateng akan melakukan pemeriksaan kesehatan jiwa (Psikologis) untuk melengkapi keterangan ahli. Dengan begitu, pihaknya bisa mengetahui terdapat gangguan kejiwaan atau tidak untuk proses hukum lebih lanjut.“Kita akan lihat, tersangka ini mengalami kejiwaan atau tidak. Semua ini untuk proses hukum,” tandasnya. Reporter: SupriyadiEditor: Supriyadi
MURIANEWS, Semarang – Polda Jateng memastikan historis atau sejarah Keraton Agung Sejagat di Purworejo yang sempat menghebohkan warga mengada-ada. Hal itu didapat setelah Polda Jateng melakukan pengecekan terhadap ahli sejarah dan budaya bekerjasama dengan Universitas Diponegoro (Undip) Semarang.
Kabidhumas Polda Jateng Kombes Pol Iskandar Fitriana Sutrisna menjelaskan, pengecekan tersebut dilakukan lantaran selama ini ke dua tersangka mengklaim menerima wangsit dan kerap berbelit-belit dalam memberikan jawaban.
“Karena itu, kami cek dari ahli sejarah dan budaya. Ternyata tidak ada silsilah saudara Toto ini keturunan kerajaan Majapahit,” katanya.
Bahkan hasil dari pemeriksaan, tersangka Toto pun telah mengakui bahwa selama ini dirinya telah mengada-ada akan keberadaan keraton fiktif ini. Tujuannya supaya mendapatkan uang dari para pengikutnya.
Baca Juga:
“Dia (Toto) sudah mengakui bahwa semua itu cuma mengada-ada,” ujarnya.
Meski begitu, Polda Jateng akan melakukan pemeriksaan kesehatan jiwa (Psikologis) untuk melengkapi keterangan ahli. Dengan begitu, pihaknya bisa mengetahui terdapat gangguan kejiwaan atau tidak untuk proses hukum lebih lanjut.
“Kita akan lihat, tersangka ini mengalami kejiwaan atau tidak. Semua ini untuk proses hukum,” tandasnya.
Reporter: Supriyadi
Editor: Supriyadi
