Ganjar Ancam ’Istirahatkan’ Bawahannya yang Nerima Suap dari Kontraktor
Murianews
Selasa, 30 April 2019 14:10:27
Ini dikatakan Ganjar di sela-sela penandatanganan kontrak perbaikan jalan dan jembatan di Jateng, yang digelar di kompleks kantor gubernur Jateng, Jalan Pahlawan, Kota Semarang, Selasa (30/4/2019).
"Jaga integritas, jangan sekali-kali mencoba menyuap kami. Tidak boleh ada sogok menyogok,” katanya.
Ia memastikan, pihaknya dan seluruh jajaran di bawah Pemprov Jateng dipastikan tidak akan menerima apapun dari kontraktor terkait proyek yang dikerjakan. Namun jika ada oknum yang membandel, Ganjar mengistilahkan tindakan tegas yang akan diambilnya dengan sebutan ”diistirahatkan”.
” Saya pribadi menegaskan tidak mau menerima apapun, begitu juga dengan dinas-dinas kami. Kalau ada yang menerima, akan langsung saya istirahatkan," tegas Ganjar.
Integritas, lanjut Ganjar, menjadi fokus utama selama dia memimpin Jateng. Praktik penghapusan suap menyuap dalam pelaksanaan proyek pekerjaan juga penting untuk menjaga kualitas dan kuantitas pekerjaan.
Menurut dia, selama ini ada pandangan orang bahwa jika kerja di Bina Marga PU itu identik dengan sogok menyogok, suap menyuap. Untuk itu, Ganjar ingin mengubah pandangan tersebut dengan melaksanakan semua pekerjaan sesuai aturan.
"Maka saya ingin semua membangun integritas dan bersih. Kalau penyedia jasa tidak punya beban itu, mereka bisa bekerja dengan baik tanpa tekanan. Kalau itu berjalan dengan baik, ada harapan secara kualitas dan kuantitas bisa dijaga, kalau terjaga masyarakat pasti bisa menikmati itu," tegasnya.
Ganjar juga mengusulkan agar jika ada dana berlebih, lebih baik digunakan untuk program Corporate Social Responsibility (CSR) ketimbang digunakan untuk suap. Dana itu, bisa dimanfaatkan membantu pemerintah dalam pengentasan kemiskinan melalui program tersebut.
Ganjar juga mengusulkan agar jika ada dana berlebih, lebih baik digunakan untuk program Corporate Social Responsibility (CSR) ketimbang digunakan untuk suap. Dana itu, bisa dimanfaatkan membantu pemerintah dalam pengentasan kemiskinan melalui program tersebut."Pola
cost untuk anggaran nyogok ke kami dibuang saja. Sekarang digantikan untuk membantu saja seperti untuk CSR. Gunakan anggaran itu untuk membantu masyarakat, mungkin sepanjang jalan yang dibangun ada yang tidak punya jamban, ada yang tinggal di rumah tidak layak huni dan lainnya," tukasnya.Sementara itu, Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Cipta Karya Jateng AR Hanung Triyono mengatakan, ada 230 paket pekerjaan di Jateng tahun 2019 ini.Dari jumlah itu, sudah ada 18 paket pekerjaan bidang jalan dan jembatan yang sudah terkontrak yang hari ini ditandatangani.Tiga paket tersebut, yakni peningkatan Jalan Kutoarjo-Bruno batas Kabupaten Wonosobo dengan nilai kontrak Rp 4,6 miliar dan paket peningkatan Jalan Kuwu-Galeh batas Kabupaten Sragen dengan nilai kontrak Rp 5 miliar"Selain itu, ada juga paket jasa konsultasi pengawasan jalan dan jembatan BPJ Wilayah Cilacap dengan nilai kontrak Rp830 juta," pungkasnya.(lhr) Reporter: Ali MuntohaEditor: Ali Muntoha
MURIANEWS.com, Semarang – Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mewanti-wanti para kontraktor yang mengerjakan proyek pemerintah untuk memberi suap kepada aparat pemerintah. Bahkan ia mengancam akan mengambil tindakan tegas kepada bawahannya yang terbukti menerima suap.
Ini dikatakan Ganjar di sela-sela penandatanganan kontrak perbaikan jalan dan jembatan di Jateng, yang digelar di kompleks kantor gubernur Jateng, Jalan Pahlawan, Kota Semarang, Selasa (30/4/2019).
"Jaga integritas, jangan sekali-kali mencoba menyuap kami. Tidak boleh ada sogok menyogok,” katanya.
Ia memastikan, pihaknya dan seluruh jajaran di bawah Pemprov Jateng dipastikan tidak akan menerima apapun dari kontraktor terkait proyek yang dikerjakan. Namun jika ada oknum yang membandel, Ganjar mengistilahkan tindakan tegas yang akan diambilnya dengan sebutan ”diistirahatkan”.
” Saya pribadi menegaskan tidak mau menerima apapun, begitu juga dengan dinas-dinas kami. Kalau ada yang menerima, akan langsung saya istirahatkan," tegas Ganjar.
Integritas, lanjut Ganjar, menjadi fokus utama selama dia memimpin Jateng. Praktik penghapusan suap menyuap dalam pelaksanaan proyek pekerjaan juga penting untuk menjaga kualitas dan kuantitas pekerjaan.
Menurut dia, selama ini ada pandangan orang bahwa jika kerja di Bina Marga PU itu identik dengan sogok menyogok, suap menyuap. Untuk itu, Ganjar ingin mengubah pandangan tersebut dengan melaksanakan semua pekerjaan sesuai aturan.
"Maka saya ingin semua membangun integritas dan bersih. Kalau penyedia jasa tidak punya beban itu, mereka bisa bekerja dengan baik tanpa tekanan. Kalau itu berjalan dengan baik, ada harapan secara kualitas dan kuantitas bisa dijaga, kalau terjaga masyarakat pasti bisa menikmati itu," tegasnya.
Ganjar juga mengusulkan agar jika ada dana berlebih, lebih baik digunakan untuk program Corporate Social Responsibility (CSR) ketimbang digunakan untuk suap. Dana itu, bisa dimanfaatkan membantu pemerintah dalam pengentasan kemiskinan melalui program tersebut.
"Pola cost untuk anggaran nyogok ke kami dibuang saja. Sekarang digantikan untuk membantu saja seperti untuk CSR. Gunakan anggaran itu untuk membantu masyarakat, mungkin sepanjang jalan yang dibangun ada yang tidak punya jamban, ada yang tinggal di rumah tidak layak huni dan lainnya," tukasnya.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Cipta Karya Jateng AR Hanung Triyono mengatakan, ada 230 paket pekerjaan di Jateng tahun 2019 ini.
Dari jumlah itu, sudah ada 18 paket pekerjaan bidang jalan dan jembatan yang sudah terkontrak yang hari ini ditandatangani.
Tiga paket tersebut, yakni peningkatan Jalan Kutoarjo-Bruno batas Kabupaten Wonosobo dengan nilai kontrak Rp 4,6 miliar dan paket peningkatan Jalan Kuwu-Galeh batas Kabupaten Sragen dengan nilai kontrak Rp 5 miliar
"Selain itu, ada juga paket jasa konsultasi pengawasan jalan dan jembatan BPJ Wilayah Cilacap dengan nilai kontrak Rp830 juta," pungkasnya.(lhr)
Reporter: Ali Muntoha
Editor: Ali Muntoha