Antisipasi Bencana, Gubernur Khofifah Gelar Apel Pasukan dan Peralatan Kontijensi
Murianews
Senin, 25 Oktober 2021 15:57:13
MURIANEWS, Surabaya - Forkopimda Jawa Timur menggelar apel pasukan dan peralatan dalam rangka kontijensi kesiapan penanggulangan bencana alam tahun 2021 di lapangan Kodam V Brawijaya, Senin (25/10/2021).
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memimpin langsung apel kontijensi penanggulangan bencana yang diikuti 825 personel terdiri dari anggota TNI/Polri, BPBD, dan Dinkes Provinsi Jatim.
Dengan didampingi Pangdam V Brawijaya Mayjend TNI Suharyanto, Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta, dan Kaskoarmada II Laksma TNI Rahmad Jayadi, pihaknya menyiapkan pasukan dari TNI-Polri dan Stakeholder untuk bersiap menghadapi puncak hujan yang diprediksi terjadi dari November 2021 hingga Februari 2022.
Baca: Diduga Peras Pengusaha Jatim, Direskrimum Polda Maluku Diperiksa PropamPihaknya juga menyiapkan peralatan untuk mengantisipasi terjadinya bencana yang diprediksi oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) selama puncak hujan tersebut.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan, seluruh
stakeholder harus sudah membangun sinergitas dalam menyiapkan segala sesuatu saat puncak hujan terjadi. Khususnya di bulan Februari 2022 yang seringkali dikenal dengan bencana alam
hidrometeorologi.
Menurut Khofifah,
hidrometeorologi ini bisa karena cuaca ekstrem, bisa hujan dengan kapasitas air yang sangat tinggi sehingga mengakibatkan bencana longsor.
“Oleh karena itu semua lini, jadi Forkopimda di jajaran Pemprov, Forkopimda kabupaten/kota, seluruh relawan Basarnas, semua sudah harus bersinergi melakukan kesiapsiagaan, melakukan mitigasi, untuk bisa mengantisipasi segala sesuatu yang harus kita lakukan, antisipasi secara komperhensif,” katanya dalam siaran persnya di laman
Humas Polri.“Jadi setiap bencana alam berpotensi terhadap bertambahnya kemiskinan, bahkan bisa sampai di atas 50%, nah 80% Jawa Timur ini berpotensi terhadap kemungkinan terjadinya bencana alam, bencana alam akibat hidrometeorologi ini bisa berakibat pada rusaknya infrastruktur, kemudian rumah, karena bisa juga berseiring dengan angin puting beliung, ada hujan ada angin puting beliung, ada longsor dan seterusnya,” tambah Gubernur Jatim di hadapan awak media.
Baca: Dua Penjual Satwa Langka Diringkus Polda dan BKSDA JatimSelain itu, Khofifah juga mengingatkan kepada setiap daerah yang dulu sudah mendapatkan pelatihan siaga bencana sudah harus menyiapkan relawannya, karena secara scientific bisa di prediksi.“Oleh karena itu, daerah-daerah yang dulu sudah pernah mendapatkan pelatihan di kampung siaga bencana, atau Kampung tangguh, ini sama-sama harus sudah menyiapkan relawannya. Kita tidak berharap bahwa bencana alam itu terjadi, tapi kita harus tetap melakukan kesiapsiagaan karena memang secara scientific itu bisa diprediksi,” pungkasnya. Penulis: SupriyadiEditor: Supriyadi
[caption id="attachment_248449" align="alignleft" width="1580"]

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa saat memberikan keterangan pers usai memimpin langsung apel kontijensi penanggulangan bencana yang diikuti 825 personel. (Humas Polda Jatim)[/caption]
MURIANEWS, Surabaya - Forkopimda Jawa Timur menggelar apel pasukan dan peralatan dalam rangka kontijensi kesiapan penanggulangan bencana alam tahun 2021 di lapangan Kodam V Brawijaya, Senin (25/10/2021).
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memimpin langsung apel kontijensi penanggulangan bencana yang diikuti 825 personel terdiri dari anggota TNI/Polri, BPBD, dan Dinkes Provinsi Jatim.
Dengan didampingi Pangdam V Brawijaya Mayjend TNI Suharyanto, Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta, dan Kaskoarmada II Laksma TNI Rahmad Jayadi, pihaknya menyiapkan pasukan dari TNI-Polri dan Stakeholder untuk bersiap menghadapi puncak hujan yang diprediksi terjadi dari November 2021 hingga Februari 2022.
Baca: Diduga Peras Pengusaha Jatim, Direskrimum Polda Maluku Diperiksa Propam
Pihaknya juga menyiapkan peralatan untuk mengantisipasi terjadinya bencana yang diprediksi oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) selama puncak hujan tersebut.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan, seluruh
stakeholder harus sudah membangun sinergitas dalam menyiapkan segala sesuatu saat puncak hujan terjadi. Khususnya di bulan Februari 2022 yang seringkali dikenal dengan bencana alam
hidrometeorologi.
Menurut Khofifah,
hidrometeorologi ini bisa karena cuaca ekstrem, bisa hujan dengan kapasitas air yang sangat tinggi sehingga mengakibatkan bencana longsor.
“Oleh karena itu semua lini, jadi Forkopimda di jajaran Pemprov, Forkopimda kabupaten/kota, seluruh relawan Basarnas, semua sudah harus bersinergi melakukan kesiapsiagaan, melakukan mitigasi, untuk bisa mengantisipasi segala sesuatu yang harus kita lakukan, antisipasi secara komperhensif,” katanya dalam siaran persnya di laman
Humas Polri.
“Jadi setiap bencana alam berpotensi terhadap bertambahnya kemiskinan, bahkan bisa sampai di atas 50%, nah 80% Jawa Timur ini berpotensi terhadap kemungkinan terjadinya bencana alam, bencana alam akibat hidrometeorologi ini bisa berakibat pada rusaknya infrastruktur, kemudian rumah, karena bisa juga berseiring dengan angin puting beliung, ada hujan ada angin puting beliung, ada longsor dan seterusnya,” tambah Gubernur Jatim di hadapan awak media.
Baca: Dua Penjual Satwa Langka Diringkus Polda dan BKSDA Jatim
Selain itu, Khofifah juga mengingatkan kepada setiap daerah yang dulu sudah mendapatkan pelatihan siaga bencana sudah harus menyiapkan relawannya, karena secara scientific bisa di prediksi.
“Oleh karena itu, daerah-daerah yang dulu sudah pernah mendapatkan pelatihan di kampung siaga bencana, atau Kampung tangguh, ini sama-sama harus sudah menyiapkan relawannya. Kita tidak berharap bahwa bencana alam itu terjadi, tapi kita harus tetap melakukan kesiapsiagaan karena memang secara scientific itu bisa diprediksi,” pungkasnya.
Penulis: Supriyadi
Editor: Supriyadi